Latest News

Yang terdidik merasa Tak terdidik.

 "orang awam angkat bicara, orang pintar geleng kepala"
boy paskand

oleh: boy paskand

Iklim belajar di kelas pada saat ini tak lagi ditandai oleh tingginya kreativitas , motivasi dan keterampilan para siswa pada dunia pendidikan secara umum. kesopanan dan citra terdidik tak lagi suatu hal yang semestinya di tonjolkan oleh sebahagian siswa, bukan kah banyak tayangan kriminal dan pelanggaran HAM yang dilakukan para siswa diluar jam sekolah. ini fakta..

Hilangnya rasa sebagai orang terdidik dan mempunyai rasa tanggung jawab besar pada kenyamanan negri ini di tandai dengan banyaknya aksi-aksi anarkis yang dilakukan para siswa, khususnya para pelajar yang duduk di bangku sekolah kelas menengah atas. aksi tawuran dijalanan merajalela yang meresahkan masyarakat di sekitarnya, gank motor yang ikut dilakoni para pelajar mewarnai setiap sudut kota, memprihatinkan sekali.

Sungguh ironis, kebijakan baru pendidikan di tanah air tak di sambut dengan motivasi dan kreasi siswa yang semestinya mereka tonjolkan. CBSA yang menekankan proses pembelajaran dengan cara belajar siswa aktif, berubah hasil. dalam bahasa jawanya 'cah bodo soyo akeh..'

para pengamat dunia pendidikan di tanah air banyak berpendapat, hilangnya rasa sebagai orang terdidik pada sebagian siswa dikarenakan kurangnya kontrol ter arah pada diri siswa ketika waktu luang di luar jam sekolah, yang punya peranan penting disini adalah orang tua.

Akan tetapi, juga menurut para pakar dan pengamat dunia pendidikan  ditanah air, peranan guru juga cukup penting dalam pembentukan watak seorang siswa yang didiknya. hampir 50% didikan guru akan turut menentukan arah masa depan mereka kelak. lantas bagaimana andai kata ada guru yang hanya mementingkan loyalitas ketimbang memberikan pendidikan yang nyata?. tak bisa di pungkiri, walau hanya sebagian kecil sekali, ada guru yang berprinsip seperti itu.

Memang betul sekali sebuah argumentasi yang sangat patut di iya kan.,'kalau bukan karna guru, takkan lahir para pemimpin , pejabat negara, insinyur hebat dan para intelektual terkenal di negara ini. kalau bukan karna jasa seorang guru, mungkin takkan ada tokoh-tokoh hebat yang memperkenalkan negeri ini di mata internasional seperti sekarang, kalau bukan karna guru anda sendiri takkan bisa membaca opini yang saya bahas ini, dan sebaliknya kalau bukan karna guru saya takkan bisa berkoar-koar di halaman ini.

Tak terlalu berlebihan jika gelar pahlawan tampa tanda jasa di berikan pada mereka yang berprofesi sebagai guru. namun ada titik koma yang mesti di garis bawahi, ada juga sebagian kecil guru yang lupa akan profesinya sebagai guru yang akan di teladani, dan di jadikan figur oleh siswa yang di gemblengnya.

Dengan mengutip tulisan 'SUTEJO' yang dimuat di halaman koran HALUAN edisi bulan yang lalu menuliskan opininya, ' realita seorang guru sebagai profesi sebagai layaknya profesi dokter dan hakim sampai saat ini belum sepenuhnya menjadi kenyataan.. meskipun citra seorang figur guru dibangun dengan menciptakan lagu -pahlawan tampa tanda jasa-, tapi tak semua guru menyadarinya, ketika zaman orde baru pendidkan menggunakan pendekatan kemiskinan, milteristik dan politis. ketika era reformasi bergulir, mendesentralisasi pendidikan untuk di kelola dalam kontek otonomi daerah yang harus mampu melakukan perubahan paradigma 'pendidikan daerah yang lebih baik dalam visi ke sejagadan untuk kemajuan daerah nya sendiri dan bangsa ini.

Menurut sutejo juga, hal lain yang membuat para siswa lupa akan ia adalah orang terdidik adalah, kurangnya budaya baca dan tulis semacam 'reading society and writing' di dunia pendidikan kita. tradisi pendidikan kita adalah kelisanan, ceramah yang membuat para siswa emoh kesekolah. sekolah yang idealnya melahirkan masyarakat yang membaca dan menulis, tapi realitanya malah menciptakan masyarakat 'ngerumpi di warung-warung kopi'. dan melahirkan ideologi 'ngobrolin orang wae..'

Sutejo juga menyampaikan dalam opininya, jika menengok taradisi negara maju seperti jepang maka akan kita temukan bagaimana membaca adalah sudah terkondisi sejak kecil dilingkungan informal. bangun tidur , nulis ham dan duly (kr,4/10/94/).budaya membaca koran pun sebagai sarapan kedua orang-orang jepang bukan hanya cerita saja.

semoga saja catatan dan opini di atas bisa menjkadi inspirasi bagi siswa yang terdidik agar mereka sadar dari ke alpaan kalau ia adalah terdidik. (boy paskand)


catatan: boy paskand. 6 juni 2013

foto: net.


BACA JUGA:



ENTRI TOP:

SAKATO NET Designed by Templateism.com Copyright © 2014

Gambar tema oleh Bim. Diberdayakan oleh Blogger.