"catatan ira oemar freedom writers kompasianer"
(sumber referensi pariaman today= http://www.pariamantoday.com/2012/08/senandung-century-dibalik-jeruji.html)
Metro TV beberapa waktu yang lalu menayangkan rekaman wawancara tim reporter
mereka dengan Antasari Azhar, dari balik jeruji penjara. Wawancara
eksklusif yang diperuntukkan acara “Metro Realitas” itu ditayang ulang
berkali-kali dan dilengkapi dengan teks transkripsi percakapannya yang
dalam rekaman terdengar kurang jelas.
Yang membuat menarik dari rekaman
wawancara dengan Antasari itu adalah pengakuan AA bahwa ia pernah
didatangi oleh Gubernur BI Boediono pada bulan Oktober 2008 – selang
beberapa bulan sebelum Pemilu dan Pilpres 2009 – untuk membahas rencana
bailout terhadap bank Indover, anak perusahaan milik Bank Indonesia yang
beroperasi di Belanda. Bank yang saat itu sedang sekarat membutuhkan
suntikan dana Rp. 4,7 triliun. Antasari tegas menolak rencana tersebut.
Tapi rupanya, gagal dengan usulan
membailout Bank Indover, Pemerintah justru mengajukan nama Bank Century
untuk di-bailout. Dalam pengakuannya, Antasari bahkan menceritakan
sempat ada pertemuan lanjutan yang bertempat di ruang kerja Presiden.
Antasari mengungkap : SBY memimpin rapat untuk membahas skenario
pencairan dana Rp 6,7 triliun untuk Bank Century. Saat itu, sebagai
Ketua KPK, Antasari diundang Presiden SBY ke Istana dalam pertemuan
tertutup yang dihadiri Ketua BPK Anwar Nasution, Jaksa Agung Hendarman
Supandji, Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri, Kepala BPKP Condro
Irmantoro, Menko Polhukam Widodo AS, Pelaksana Tugas Menko Perekonomian
Sri Mulyani Indrawati, Menteri Sekretaris Negara Hatta Rajasa, serta
Juru bicara Andi Mallarangeng dan Denny Indrayana.
Dalam perkembangannya kemudian, seperti
kita tahu, Bank Century ternyata secara diam-diam menerima gelontoran
dana sejumlah Rp. 6,7 triliun, lebih dari 10 x lipat dana yang
dibutuhkan dan disetujui. Alasannya : kalau bank ini sampai collapse
akan menimbulkan dampak sistemik. Padahal, sampai saat itu nama Bank
Century nyaris tak terdengar, bukan sebuah bank besar yang kegoyahannya
bisa menimbulkan rush. Faktanya pun Bank Century memang tak termasuk
dalam daftar 15 bank yang berdampak sistemik.
Nah, implikasi dari pengakuan Antasari
Azhar itu adalah : SBY tahu bahkan ikut merencanakan bailout terhadap
Bank Century, padahal selama ini SBY selalu mengaku dirinya tak pernah
tahu menahu akan hal tersebut karena sedang berada di Amerika untuk
menghadiri KTT G-20. Padahal, Boediono dan Sri Mulyani punya akses
komunikasi langsung kepada SBY, sampai-samping the acting President saat
itu – Jusuf Kalla – sama sekali ditinggal dalam pembahasan bailout
dengan nilai fantastis itu. Pak JK baru mendapat laporan 2 hari
kemudian, pasca dana Rp, 6,7 triliun dikucurkan begitu saja.
Ada banyak keanehan, sebab proses
bailout BC berlangsung sampai 4 tahap yaitu tahap pertama, bank yang
sudah kolaps itu menerima Rp2,7 triliun pada 23 November 2008. Tahap
kedua pada 5 Desember 2008 sebesar Rp2,2 triliun. Tahap ketiga pada 3
Februari 2009 sebesar Rp1,1 triliun. Tahap keempat pada 24 Juli 2009
sebesar Rp630 miliar. Alasannya terus digelontorkan dana adalah agar CAR
(Capital Adequacy Ratio atau Rasio Kecukupan Modal) bank tersebut bisa
mencapai angka 8. Padahal, sebelum menggelontorkan dana bailout, BI
telah mengeluarkan kebijakan yang menurunkan batas CAR dari yang semula
positif 8 menjadi 0 (nol) saja, asal tidak minus. Ini sebenarnya
kebijakan akal-akalan, khusus dibuat karena kondisi CAR BC saat itu
memang sudah tidak mungkin didongkrak.
Jadi, jika selama ini kelompok
pro-bailout menganggap DPR mengadili kebijakan (kebijakan penurunan
CAR), yang terjadi sebenarnya adalah karena pihak BI sendiri tidak
konsisten dengan kebijakan tersebut. Di satu sisi BI telah menurunkan
persyaratan CAR menjadi 0 (nol), tapi disisi lain terus menggelontorkan
dana bailout sampai lebih dari 10x lipat dari proposal yang diajukan,
dengan alasan mendongkrak CAR agar sesuai dengan persyaratan sebelum
diubahnya kebijakan. Membingungkan bukan? Disinilah letak terang
benderangnya akal-akalan pat gulipat ini!
Ada hal menarik bila pengakuan Antasari
itu benar. SBY bukan hanya mengetahui rencana dan proses bailout BC,
tetapi ia juga sangat mengerti bahwa tindakan itu berpotensi melanggar
hukum. Itu sebabnya ia telah membuat langkah-langkah antisipatif dengan
mengundang Ketua KPK, Jaksa Agung dan Kapolri serta Menko Polhukam
bahkan Ketua BPK. Dalam pertemuan itu menurut pengakuan Antasari, ia
menolak rencana bailout dan tetap akan menyidik jika Pemerintah
melakukan tindakan bailout. Artinya : SBY tahu betul tindakan itu tak
boleh dilakukan. Karenanya ia telah lebih dulu meredam dampaknya dengan
mengundang dan melibatkan Ketua KPK. Hanya saja, selang 6 bulan kemudian
Antasari dituduh dalang intelektual pembunuhan Nasruddin Zulkarnaen dan
ia langsung ditahan.
Pengakuan Antasari ini sangat fatal
dampaknya. Betapa tidak, selama ini SBY dan Partai Demokrat ngotot bahwa
proses bailout itu sudah benar dan terlebih lagi SBY “bersih” dan tak
tahu menahu soal itu karena sedang di LN. Dalam sebuah pidato pada 4
Maret 2010, sehari sesudah pengambilan keputusan Rapat Paripurna DPR
tentang kasus bailout Bank Century, Istana menyatakan bahwa Presiden SBY
tengah menghadiri KTT G20 di Amerika Serikat.
Terlebih, sejak terkuaknya rekaman
pengakuan AA itu, politisi di DPR yang dulu masuk dalam Pansus Century,
kini mulai buka mulut soal fakta lain yang selama ini tak pernah dirilis
ke media. Menurut pengakuan Akbar Faisal – politisi Hanura – di Metro
TV semalam, ia tahu dari Ibu Siti Fajriyah (mantan Deputy Gubernur BI
saat itu), bahwa modus bank kolaps dan perlu di bailout itu selalu
muncul menjelang Pemilu atau Pilpres. Ini tidak mengherankan, sebab
menyedot uang dengan dalih membailout sebuah bank itu jauh lebih mudah
dan lebih besar hasilnya ketimbang modus lainnya. Apalagi didramatisir
seolah-olah jika tak dibailout akan sistemik dampaknya.
Kini, orang-orang dekat SBY sontak
dengan kompak menolak testimoni Antasari. Andi Mallarangeng mengaku
tidak pernah ada pertemuan di istana membahas masalah Century. Begitupun
Denny Indrayana, yang saat itu staf ahli Presiden bidang Hukum,
menyatakan bahwa testimoni Antasari soal Bank Century itu fitnah belaka.
Sedangkan Andi Arief menyebut tuduhan AA itu cenderung ngawur. Ini
wajar,sebab tak bisa dibayangkan jika pernyataan Antasari kemudian
dikonfrontir dengan pihak-pihak lain dan ternyata benar. Artinya
Presiden sudah melakukan kebohongan publik dan lebih fatal lagi jika
ternyata beliau ikut menskenariokan proses bailout.
Masalahnya, siapa yang akan
memverifikasi kebenaran testimoni Antasari?! Siapa yang berani
membenarkan meski misalnya benar mereka turut ada di sana saat itu?!
Mantan Jaksa Agung Hendarman Supandji?! Mantan Kapolri Bambang Hendarso
Danuri?! Mantan Menko Polhukam Widodo AS?! Kalau Hatta Rajasa sebagai
besan jelas tak bisa diharapkan berpihak pada Antasari.
Tampaknya, jalan masih cukup berliku
bagi Antasari untuk menguak yang sebenarnya terjadi. Posisinya saat ini
yang ada di balik jeruji sedang yang dihadapinya sedang berkuasa, pun
juga nama-nama yang disebut, meski tak lagi menjabat masih butuh
“keamanan”. Di sisi lain, KPK jilid 3 ini punya janji akan menuntaskan
kasus Century dalam tempo setahun, janji Abraham Samad. Seharusnya,
testimoni Antasari ini bisa menjadi bukti baru untuk ditelusuri. Kasus
Century memang benar-benar gelap. Bahkan Jusuf Kalla yang saat itu
Wapres pun tak tahu banyak. Untunglah JK saat itu buru-buru
memerintahkan Kapolri untuk menangkap dan menahan Robert Tantular. Kalau
tidak, mungkin mereka yang menikmati dana Centuri menari-nari di atas
penderitaan nasabah dan rakyat.
Apapun ujung dari cerita Antasari ini,
kepercayaan terhadap Presiden SBY kini tengah mengalami ujian terberat.
Percayakah anda saat ini sedang dipimpin oleh Presiden yang ikut
merencanakan penggelontoran dana negara untuk sebuah bank swasta yang
digarong oleh pemiliknya sendiri (Tantular bersaudara)?! Sedikitnya,
terjawab teka-teki kenapa saat itu SBY ngotot sekali menggandeng
Boediono sebagai Cawapres pada Pilpres 2009. Entahlah…, nyanyian dari
balik jeruji besi, meski sumbang tapi perlu didengar dan ditelusuri,agar
jelas dendangnya.Kami sudah bosan dengan issu Century.
catatan ira oemar freedom writers kompasianer
Label
Links
- Kata Mutiara & Kata Bijak Bung Karno
- Cerita perseteruan anak-anak Bung Karno
- KISAH SANG PROKLAMATOR: BUNG KARNO MARAH ATAS PENGHINAAN AMERIKA KARNA DISUGUHKAN TARIAN BUGIL.
- CERITA USANG TENTANG G30 S PKI.
- Fakta di Balik Duka G-30.S-PKI
- Bung Karno Mendobrak PBB
- Soekarno Target CIA.
- Dibalik Kebesaran Soekarno
- Daftar Percobaan Pembunuhan Soekarno,
- G30S Dalam Pandangan Dewi Soekarno
- FAKTA :Penemu Benua Amerika Bukan Christopher Colombus!
- HILANGNYA DUA KERAJAAN DI NUSANTARA AKIBAT LETUSAN TAMBORA MASA LAMPAU.
- INILAH 22 SIFAT BEJAT DAN TERKUTUK ISRAEL YANG DIABADIKAN DALAM AL-QUR'AN
Arsip Blog
Popular Posts
-
Pariaman sebagai kota otonom lahir berdasarkan surat keputusan Presiden yang diserahkan oleh Menteri Dalam Negeri RI Hari Sabarno tangga...
-
Sejarah perjalanan sarak di minangkabau, semuanya berawal dari ranah piaman, yang dibawa oleh Syekh Burhanuddin dari Tanah Ulakan, Pesi...
-
Lambang Daerah Kabupaten Padang Pariaman berbentuk perisai bersegi lima, diatas dasar hijau yang dihiasi dengan :
-
Penulis: boy paskand Sebuah bangunan mesjid tua berdiri dikampung koto ulakan, tapakis. kawasan ini berada dalam peme...
-
Di dalam banyak buku sejarah, selalu disebutkan bahwa agama Islam di Indonesia dibawa oleh pedagang asal Gujarat India. Di Kota Pariaman,...
-
oleh: arman samudra Sebagai orang minang yang hidup diperantauan saya sering ditanya masalah “uang jemputan” ini padahal saya sendiri ...
-
Di bawah ini adalah catatan awal tentang Tempat Wisata di Pariaman. Kota Pariaman, berjarak 56 km dari Kota Padang, berbatasan dengan wi...
-
Oleh: Boy Paskand Okamara Budaya merantau orang minang tidak hanya dizaman modern seperti yang banyak ditulis oleh para penulis...
-
oleh: boy paskand Perhelatan pesta 'layang-layang' di...