Latest News

BEBAN NEGARA INI SEMAKIN BERAT.

25 JUNI 2013

Lang­kah pemerintah Amerika Serikat mengubah fokus me­reka ke Asia akan semakin membebani Indonesia sebagai negara berpengaruh di ASEAN. Indonesia dituntut memainkan peranan pendorong dan pe­nyeim­bang berbagai konflik di Asia.
Hal ini disampaikan oleh Professor Ann Marie Murphy, peneliti senior di Weatherhead East Asia Institute, Columbia University. Menurut Murphy, Indonesia akan memiliki peran penting dalam menyo­kong ASEAN dari belakang. “Ame­rika Serikat menganggap Indo­nesia adalah perekat yang menjaga persatuan Asia Teng­­gara. Sejak zaman Soe­harto memiliki kepentingan untuk menjaga stabilitas regional dan menjaga kesa­tuan antar ne­gara Asia,” kata Murphy pada Forum Terbuka USINDO, Jakarta,  Senin  (24/6).

Peran Indonesia terpenting adalah menjembatani antara kepentingan China dan ASEAN dalam konflik Laut China Selatan. Keterlibatan AS di Asia yang mendukung negara-negara sekutunya akan mem­buat konflik semakin panas. Penambahan pasukan AS di Asia juga membuat ketega­ngan meningkat. “AS menu­runkan 60 persen keku­atan Angkatan Lautnya ke Asia. Sebanyak 500 tentara AL AS akan tugas bergilir di Darwin, totalnya akan berjum­lah 2.500 tentara dalam bebe­rapa tahun ke depan,” jelas Murphy.
Adu kepentingan kemudian terjadi di tubuh ASEAN. Salah satu contohnya adalah dengan tidak tercapai ko­munike dalam KTT ASEAN tahun lalu. Saat itu, Kamboja yang menjadi ketua ASEAN menolak komu­nike yang men­esak China menyelesaikan konflik perairan tersebut. Kamboja adalah salah satu sekutu China di Asia Tenggara.
Dalam buntunya situasi ini, kata Murphy, Indonesia me­nun­jukkan peran penting­nya. “Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa melakukan shuttle diplomacy,” jelas Murphy. Kala itu, Natalegawa secara mara­ton mengunjungi negara-negara ASEAN untuk menyatukan suara.
Berkat kerja keras Indo­nesia, ASEAN akhirnya satu suara dengan menelurkan beberapa poin kesepakatan soal Laut China Selatan. Murphy menegaskan, hal ini mem­buktikan bahwa Indo­nesia masih punya pengaruh kendati tidak menjabat ketua ASEAN.
Peran inilah yang diha­rapkan dimainkan Indonesia saat AS masuk ke Asia. Mur­phy mengatakan, ketua-ketua ASEAN berikutnya belum bisa menyamai kepemimpinan In­donesia, terlebih di tengah adu kepentingan negara-negara besar di Asia.
“Kepemimpinan ASEAN berikutnya, yaitu Brunei, Laos dan Myanmar, masih perlu bantuan Indonesia. Mereka belum bisa menya­tukan negara-negara yang adu kepentingan di Asia, seperti India, China dan Jepang. Ini bukan tugas yang mudah bagi Indonesia,” tegas Murphy. (HALUAN).

SAKATO NET Designed by Templateism.com Copyright © 2014

Gambar tema oleh Bim. Diberdayakan oleh Blogger.