Latest News

TAHUKAH ANDA PENDIRI KOTA MANILA ADALAH ORANG-ORANG ISLAM???


                                                          OLEH: BOY PASKAND
KOTA MANILA FILIPINA

Tak banyak yang tau, kalau nama kota Manila yang berada di negara filipina itu berasal dari bahasa arab. Sebelum kedatangan para penjajah spanyol, awal2nya kota manila bernama ‘fi amanillah’, arti nya ‘dibawah lindungan allah’. Tatkala itu bangsa filipina menganut pemerintahan islam.
Sebelum kedatangan bangsa spanyol pada tahun 1565, para sultan islam dari brunai dan johor sudah terlebih dahulu menguasai tempat tersebut. Umat muslim sudah ada semenjak abad ke 13 di filipina, sebelum negara itu terbentuk menjadi republik. Dahulu filipina adalah kepulauan rumpun melayu yang dijadikan tempat persinggahan para pedagang2 muslim dan para ulama2 dari gujarat , india dan timur tengah. Pulau yang pertama kali di diami adalah kepulauan sulu.
Para petualang muslim melayu kemudian mendirikan kesultanan di bagian selatan filipina, yakni di sulu, palawan dan mindanao. Maka berkembang pesatlah agama islam di tiga daerah tersebut.
Menurut data ‘Peter gowing’,  dalam bukunya yang berjudul ‘Muslim filipinos-heritage and horizon’, muslim filipina di bagi kedalam dua belas kelompok etno-linguistik (suku bahasa.). enam yang paling utama adalah magundanao, maranou, iranum, tausug, samal,  dan yakan. Sedang sisanya adalah suku yakan, jama mapun, kelompok palawan (palawani dan Molbog), kalagan, kalibugan, dan sangil.
Dalam buku’ dinamika islam filipina.’ Karya ‘Cesar A. Majul’, LP3ES,1989, keturunan kristen dan muslim di filipina termasuk suku bangsa melayu yang hampir sama ras dan bahasanya. Jelas sudah kalau sebenarya umat kristen yang sekarang mayoritas di filipina adalah masih satu darah dengan umat muslim filipina yang sekarang sudah jadi minoritas disana.
Menurut sebagian para ahli sejarah, sebelum kedatangan para penjajah spanyol, mayoritas penghuni kepulauan filipina adalah muslim melayu . ketika bangsa spanyol datang dan ingin mengubah filipina menjadi wilayah katolik. Umat muslim di bawah tiga kesultanan (sulu, maguindanao, dan bayan.)  melawan penjajahan dengan sekuat tenaga rencana bangsa spanyol tersebut., namun sayang sekali kota fi amanilah yang pada waktu itu di perintah oleh kerabat sultan brunai darulsalam dengan begitu mudah di kuasai oleh spanyol.
Selanjutnya dengan trik2 kekerasan, maupun menundukan secara halus (di kasih iming2.), orang2 spanyol memperluas kedudukannya hingga perkampungan (barangai). Hingga lahirlah negara filipina. Konon nama filipina diambil dari nama raja philipe, salah satu raja spanyol yang sempat berkuasa.
Meski sebagian besar daerah penting di kepulauan filipina sudah di kuasai oleh spanyol, namun daerah2 kesutanan bagian selatan tak bisa mereka kuasai. Genderang ‘perang moro’  pun dimulai di filipina. Spanyol menjadikan bangsa filipina sebagai bonekanya. Antara rakyat melayu yang sudah di kristenkan di adu untuk saling membunuh dengan rakyat melayu muslim yang tetap bersikokoh mempertahankan agama dan negaranya.
‘Moro ‘ adalah sebutan oleh orang2 spanyol untuk pribumi filipina yang beragama muslim, karena mempunyai kepercayaan yang sama dengan orang2 moor di spanyol Yang mereka bantai.
Perang kedua kelompok ini pada akhirnya berbuntut panjang hingga ratusan tahun berikutnya. Menimbulkan pengaruh yang luar biasa secara turun temurun. Ketika masa senja penjajahan kolonial spanyol mulai hilang setelah digantikan amerika serikat, perlawanan masih saja berlanjut dengan situasi dan misi yang berbeda tapi masih saja bertujuan sama.
Setelah penanda tanganan perjanjian paris, pada tahun 1898 spanyol menyerahkan daerah jajahannya di filipina ke pada amerika serikat. Akan tetapi perlawanan orang2 moro tetap berlanjut. Militer amerika serikat memaksa para pemimpin orang2 moro untuk tunduk dibawah kekuasaan amerika serikat.
Meskipun amerika serikat membiarkan agama islam berkembang dengan segala budayanya di tengah2 masyarakat moro, akan tetapi orang2 pribumi muslim tak merelakan negerinya kembali dijajah. Ketika orang2 filipina mulai dilatih untuk mempersiapkan pemerintahannya sendiri menuju kemerdekaan, para sultan dan datu2 pemimpin kaum2 moro mengajukan petisi kepada pejabat amerika agar wilayah mereka tidak di ikutkan pada negara merdeka republik filipina yang direncanakan. Orang2 moro ingin terpisah dari negara filipina yang sudah mayoritas katolik seusai penjajahan spanyol. Mereka ingin mendirikan negara islam sendiri. Mereka ingin amerika mempartahankannya sampai mereka dapat mendirikan negara sendiri.
Akan tetapi, ketika republik filipina didirikan pada tahun 1946, orang2 moro dimasukkan kedalam struktur politik tampa konsultasi dan tampa izin mereka terlebih dahulu. Hal itu menimbulkan protes tajam dari masyarakat moro. Banyak pelanggaran hukum yang terjadi di daerah moro, mereka seolah-olah tak pernah mematuhi segala aturan dan undang2 yang berlaku dinegara itu.
Komite senat filipina pada tahun 1951 manyimpulkan, faktor yang menyebabkan situasi tersebut adalah karena kebanyakan orang moro tidak mengindetifikasikan diri mereka dengan bangsa filipina atau tidak setuju dengan kebijakan nasional.
Keadaan semakin parah ketika pada tahun 50-an, amerika dan spanyol mendorong gelombang migrasi kaum nasrani ke daerah utara dan selatan dimana daerah tersebut di diami oleh orang2 moro. Merebaklah berbagai konflik agama dari waktu kewaktu. Disamping itu lahan tanah, mata pelajaran sekolah, hingga tempat ibadah menjadi persangketaan yang semakin memperburuk keadaan.
Untuk mencegah konflik berkepanjangan, pada tahun 1956 pemerintah filipina membentuk ‘komisi integrasi nasional’ yang kemudian digantikan dengan ‘affair and cultural commonities’, sebuah organisasi pertama yang mengurusi kepentingan muslim filipina yang sudah minoritas di negara itu.
Namun sangat disayangkan sekali, meskipun organisasi tersebut sudah di bentuk, akan tetapi konflik antara muslim moro dan kristen filipina masih berlanjut dan bergejolak, terutama pada tahun 70-an, ketika salah satu organisasi teroris nasrani yang di beri nama ‘ilagas’ terbentuk. Awalnya organisasi ini hanya ber operasi di cotabatos, tapi pada akhirnya gerakan ini menyebar keberbagai daerah di filipina.
Untuk menghadang aksi gerakan ilagas, kaum muslim kemudian mendirikan sebuah organisasi perlawanan yang di namakan blackshirt. Konflik pun tak bisa di hindarkan lagi yang semakin lama semakin memperburuk keadaan. Hampir setiap hari huru hara kedua kelompok yang bertikai ini memakan korban yang berujung pada kematian secara masal.
Membanjirnya pemukiman kristen ke daerah2 muslim secara tak terkendali adalah salah satu faktor yang memperparah keadaan. Disamping itu, kurangnya perhatian pemerintah filipina terhadap kemakmuran masyarakat muslim moro, baik secara pendidikan, diskriminasi terang2an dalam melayani kaum muslim di kantor2 tingkat nasional, hilangnya kekuasaan politik para pemimpin orang2 moro di daerah kekuasaan mereka semula, dan merasa di kucilkan di negeri mereka sendiri., hal tersebut cukup sudah membuat umat muslim moro merasa tak ubahnya seperti dijajah ketika spanyol masih berkuasa dinegeri mereka.
Pertikaian bersenjata antara kristen filipina dan umat muslim moro tercatat terjadi hampir setiap hari, ketika kepolisian dan para tentara selalu berpihak kepada golongan mayoritas kristen, membuat umat muslim moro meneriakan isu ‘pembersihan etnis’, untuk menarik simpati dari dunia muslim.
Ketegangan sampai pada puncaknya di tahun 1972 disaat ferdinand marcos menerapkan hukuman mati yang dan usaha2 untuk melucuti senjata orang2 moro. Pemberontakan secara terbuka dari orang2 moro tak terelakan lagi. Gerakan pembebasan yang terkenal di filipina adalah ‘front pemebebasan nasional moro’ (MNLF) yang dipimpin oleh Nur Misuari, mantan pengajar universitas filipina.
MNLF mampu menarik perhatian dunia, terutama keprihatinan negara2 islam sedunia. Seiring dengan pemberitaan media masa internasional tentang aktivitas2 reolusioner-radikal yang mereka lakukan.
Organisasi Konfrensi Islam’ (OKI) bersama mediasi libya mempengaruhi pemerintahan filipina dan pemimpin MNLF untuk menanda tangani prjanjian tripoli pada tahun 1976. Hasilnya terbentuklah otonomi khusus untuk tiga belas provinsi yang berpenduduk muslim di negara itu.
Namun otonomi yang di berikan oleh presiden ‘marcos’  pada tahun 1977 dan otonomi ‘Corazon Aquino’ di tahun 1989 tidak Memuaskan MNLF dan OKI. Pada tahun itu pula MNLF memperbarui tuntutannya untuk memisahkan diri dari negara republik filipina dan mencari status ke anggotaan OKI.
Pada tahun 1990, di bentuk otonomi khusus yang lebih mengedapankan kepentingan umat muslim di mindanou. Umat muslim di berikan peluang untuk megatur beberapa aspek pemerintahan diluar bidang keamanan dan luar negeri. Kebijakan tersebut sedikit lebih memuaskan hati rakyat muslim filipina ketimbang sebelumnya.
Kehidupan umat muslim di filipina semakin sejahtera. Perhatian pemerintah terhadap pendidikan di daerah moro mulai di fokuskan, pemerintah memberikan beasiswa untuk para siswa muslim yang berprestasi. Bantuan dari organisasi2 luar negeripun mulai berdatangan. Lebih kurang dari 1500 madrasah sudah di bangun di negara itu. Pemerintah mesir juga memberikan beasiswa gratis untuk orang2 moro yang belajar di universistas’ al hazhar’, kairo.
Umat muslim pun di filipina semakin hari semakin bertambah. Menurut catatan di kantor kementrian urusan islam (office of muslim affair),  orang2 filipina banyak yang kembali memeluk islam, dalam bahasa ‘tagalognya’ mereka di sebut’ Balik Islam’. Dan dari data majalah hidayah tahun 2004 saja, sudah tercatat 6,599 juta lebih komonitas muslim disana, 200 ribu diantaranya adalah kaum ‘balik islam’. Tak di ragukan lagi kalau di tahun ini jumlahnya jauh melebihi data2 diatas. (catatan: boy paskand).
SUMBER referensi:
(Majalah ‘hidayah’, edisi idul fitri:200.)
(peter gowing:’filipinos-heritage and horizon.’)
(Cesar A.majul:’ dinamika islam filipina’.-LP3ES, 1989).

SAKATO NET Designed by Templateism.com Copyright © 2014

Gambar tema oleh Bim. Diberdayakan oleh Blogger.